SIMALUNGUN-Pembangunan rabat beton di Huta III Sidahapintu Nagori Sipangan Bolon Mekar Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2021 diduga dikerjakan tidak sesuai bestek sesuai dengan perencanaan awal
Selain tidak sesuai dengan perencanaan, proyek rabat beton yang berlokasi di Huta III Sidahapintu seharusnya dikerjakan di Tahun 2021, akan tetapi faktanya dilapangan dikerjakan di Tahun 2022, " Ujar Marga Sinaga ketika ditemui disekitar lokasi., Rabu 19 Januari 2022
Singa yang enggan disebutkan namanya juga menyampaikan, bahwa proses pembangunan rabat beton yang sudah selesai dikerjakan beberapa hari yang lalu dinilai terburu-buru dan material yang digunakan juga diduga tidak sesuai dengan spesifikasi rabat beton yang semestinya
Pembangunan sebuah rabat beton seharusnya campur semen dan material yang lainya harus seimbang yakni, Satu sack semen dua pasir dan tiga batu kerikil, "Sementara pembangunan rabat boton yang baru selesai dikerjakan batu-batunya sudah bermunculan sehingga kualitasnya tidak sesuai dengan harapan masyarakat,
"Untuk itu kami masyarakat berharap agar proyek rabat beton ini mendapat perhatian dari Aparat Penegak Hukum yang ada di Kabupaten Simalungun ini, " Harap Sinaga dilokasi bangunan
Sementara dilokasi proyek masih terpasang plang proyek diinformasikan pembangunan tersebut benilai Rp 126.943, 299 dengan panjang 160 meter, lebar tiga ( 3 ) meter dan tebal 0, 15 meter bersumber dari Dana Desa Tahun 2021. Sementara pekerjaannya Tahun Januari 2022.
Pangulu Nagori Sipangan Bolon Mekar Jaihutan Jakobus Sinaga sebagai pemagmggujawab Anggaran Dana Desa ketika dikonfirmasi melalui seluluer terkait kualitas pekerjaan rabat beton di Huta III Sidahapintu merasa kesal
"Harus gimana rupanya, orang itu mengerjakan, " Kata Pangulu ( Kades ) Nagori Sipangan Bolon Mekar. Jaihutan Sinaga melalui selulernya, Rabu ( 19/01/2022 ) Sekira pukul 15:34 Wib
Jaiutan Sinaga juga mengatakan, Kalau tidak sesuai dibikin mereka, orang itu mengerjakan. Nanti saya tanya dulu warga itu, Akka Si Te Doi ( Ta....! orang itu ), orang itu yang mengerjakan, " Ujarya Jaihutan Jakobus Sinaga ( Karmel )